Sistem Informasi Penelusuran Perkara
PENGADILAN NEGERI TASIKMALAYA
INFORMASI DETAIL PERKARA



Nomor Perkara Penuntut Umum Terdakwa Status Perkara
91/Pid.B/2025/PN Tsm Iwan Somantri, SH Ridwan Maolana alias Aden bin Nana Suryana Persidangan
Tanggal Pendaftaran Kamis, 24 Apr. 2025
Klasifikasi Perkara Pencurian
Nomor Perkara 91/Pid.B/2025/PN Tsm
Tanggal Surat Pelimpahan Rabu, 23 Apr. 2025
Nomor Surat Pelimpahan B -878/M.2.16.3/Eoh.2/04/2025
Penuntut Umum
NoNama
1Iwan Somantri, SH
Terdakwa
NoNamaPenahanan
1Ridwan Maolana alias Aden bin Nana Suryana[Penahanan]
Penasihat Hukum Terdakwa
Anak Korban
Dakwaan

 Kesatu :

--------Bahwa terdakwa Ridwan Maolana bin Nana Suryana dengan  saksi Dean Kurnia bin Uu Rusli (alm) dan saksi Riza Adiansya als Gejot (menjadi terdakwa dalam berkas terpisah) pada hari dan tanggal yang tidak dapat diingat lagi oleh terdakwa pada bulan Januari 2024 sekira jam 01.00 wib atau setidak-tidaknya pada bulan Januari 2024 atau setidak-tidaknya pada tahun 2024 bertempat di SDN 1 Parakannyasag Jl. Leuwidahu Kaler No.07 Kelurahan Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk daerah Hukum Pengadilan Negeri Tasikmalaya yang berwenang mengadilinya, mengambil sesuatu barang,  yang sama sekali atau sebagian termasuk kepunyaan orang lain, dengan maksud akan memiliki barang itu dengan melawan hak yang dilakukan oleh dua orang bersama-sama atau lebih, dilakukan oleh tersalah dengan masuk ke tempat kejahatan itu atau dapat mencapai barang untuk diambilnya, dengan jalan membongkar, memecah atau memanjat atau dengan jalan memakai kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu.

Perbuatan terdakwa tersebut dilakukan dengan cara  sebagai berikut :

Awalnya terdakwa  Ridwan Maolana alias Aden bin Nana Suryana dan saksi Dean Kurnia bin Uu Rusli (alm) datang ke rumah saksi Riza Adiansya als Gejot bin Cucu (alm) dengan mengendarai sepeda motor Honda Sonic warna merah hitam milik terdakwa  Ridwan Maolana alias Aden bin Nana Suryana. Setelah berada di rumah saksi Riza Adiansya als Gejot bin Cucu (alm) minum kopi sambil ngobrol-ngobrol dan sekira jam 00.30 wib terdakwa  Ridwan Maolana alias Aden bin Nana Suryana berbicara “hayu urang ka SD Parakannyasag, sugan we aya projektor” (ayo kita ke SD Parakannyasag, siapa tahu ada projektor). Kemudian oleh saksi Riza Adiansya menjawab, “sok we keur maen ML” (sok aja lagi main ML). kemudian saksi Dean Kurnia berbicara “sok we bebas” (sok aja bebas). Kemudian terdakwa Ridwan Maolana alias Aden bin Nana Suryana dan saksi Dean Kurnia  berangkat ke SD Parakannyasag dengan mengendarai sepeda motor Honda Sonic warna merah hitam milik terdakwa Ridwan Maolana. Beberapa menit kemudian saksi Dean Kurnia datang kembali ke rumah saksi Riza Adiansya  sendirian. Lalu  saksi Riza Adiansya bertanya “enggeus ? Dimana ?” (sudah ? Dimana ?) saksi Dean Kurnia menjawab “enggeus di SD parakannyasag, tinggal ngadaoan si Ridwan ngabaran engke tinggal urang jemput” (sudah di SD parakannyasag, tinggal nunggu si Ridwan memberitahu/ngontek nanti kita jemput).

Setelah berada di SDN I Parakannyasag, terdakwa Ridwan Maolana langsung masuk ke halaman SDN 1 Parakannyasag dengan cara memanjat melalui benteng, sedangkan saksi Dean Kurnia pergi kembali ke rumah saksi Riza Adiansya, setelah terdakwa  Ridwan Maolana berhasil masuk dan melihat-lihat ke ruangan kelas kemudian melihat di ruangan kelas 3 ada 1 (satu) buah projector Merk Twin Mirror yang menggantung sehingga  masuk ke ruangan kelas tersebut melalui pintu kelas tersebut karena tidak dikunci, setelah masuk ke ruangan kelas 3 terdakwa  Ridwan Maolana membawa 1 (satu) buah meja dan menumpukannya di atas meja yang lain sehingga terdakwa  Ridwan Maolana naik ke atas meja tersebut kemudian membuka 4 (empat) buah skrup yang terpasang dari tempat penyimpanan projector tersebut dengan menggunakan 1 (satu) buah obeng, setelah berhasil membuka 4 (empat) buah skrup tersebut lalu membawa 1 (satu) buah projector tersebut dan turun dari atas meja lalu keluar dari ruangan kelas 3 dan menyimpan projector tersebut di dekat pot bunga di depan ruangan kelas 3, kemudian terdakwa  Ridwan Maolana melihat-lihat kembali ke ruangan kelas yang lain sehingga melihat ada 1 (satu) buah projector Merk Twin Mirror yang menggantung di ruangan kelas yang terletak di dekat ruangan guru, kemudian terdakwa Ridwan Maolana masuk ke ruangan kelas tersebut dengan cara membuka gagang pintu ruangan kelas tersebut dengan membuka skrup dengan menggunakan obeng, setelah berhasil membuka pintu ruangan kelas tersebut sehingga terdakwa  Ridwan Maolana masuk ke ruangan kelas tersebut melalui pintu yang sebelumnya gagang pintunya sudah dibongkar, setelah masuk ke ruangan kelas lalu terdakwa  Ridwan Maolana membawa 1 (satu) buah meja dan menumpukannya di atas meja yang lain sehingga terdakwa  Ridwan Maolana naik ke atas meja tersebut kemudian membuka 4 (empat) buah skrup yang terpasang dari tempat penyimpanan projector tersebut dengan menggunakan 1(satu) buah obeng, lalu setelah berhasil membuka 4 (empat)  buah skrup tersebut kemudian  membawa 1(satu)  buah projector  Merk Twin Mirror tersebut dan turun dari atas meja lalu keluar dari ruangan kelas tersebut dan kembali lagi ke depan ruangan kelas 3 untuk menyimpan projector yang diambil dari ruangan kelas yang terletak di dekat ruangan guru,  dan menyimpan gagang pintu yang telah dibongkar di dekat projector tersebut, kemudian terdakwa  Ridwan Maolana kembali lagi ke ruangan kelas yang terletak di dekat ruangan guru karena ketika terdakwa  Ridwan Maolana  mengambil projector yang berada di ruangan kelas tersebut terdakwa  Ridwan Maolana melihat ada jendela yang terhubung ke ruangan guru, kemudian masuk ke ruangan guru dengan cara masuk kembali ke dalam kelas tersebut lalu masuk ke ruangan guru dengan cara memanjat dan masuk ke jendela yang terhubung ke ruangan guru, setelah terdakwa  Ridwan Maolana masuk ke ruangan guru kemudian membuka dan melihat ke dalam lemari lalu terdakwa  Ridwan Maolana menemukan 1(satu) buah tas berwarna hitam lalu membukanya dan menemukan ada 3 (tiga) buah projector Merk Epson di dalam tas tersebut sehingga terdakwa  Ridwan Maolana membawa 3 (tiga) buah projector tersebut beserta dengan tasnya, kemudian setelah berhasil membawa projector tersebut terdakwa  Ridwan Maolana  keluar dari ruangan guru dengan jalan yang sama sewaktu masuk ke ruangan guru, lalu pergi kembali ke depan ruangan kelas 3 dan membawa 2 buah projector yang sebelumnya sudah diambil dari ruangan kelas, lalu terdakwa  Ridwan Maolana membawa 5 (lima) buah projector tersebut ke belakang ke benteng yang digunakan untuk masuk ke dalam halaman sekolah, lalu terdakwa  Ridwan Maolana menemukan 1(satu) buah karung di dekat benteng tersebut sehingga memasukan ke 5 (lima) buah projector ke dalam karung tersebut, kemudian terdakwa  Ridwan Maolana  menghubungi saksi  Dean Kurnia untuk menjemputnya.

Setelah itu saksi Dean Kurnia dan saksi Riza Adiansya langsung menjemput terdakwa  Ridwan Maolana ke SDN I Parakannyasag. Setelah tiba di SDN I Parakannyasag  saksi Dean Kurnia dan saksi Riza Adiansya menunggu di depan gang pinggir SDN I Parakannyasag kemudian saksi Dean Kurnia menghampiri terdakwa Ridwan Maolana untuk membantunya membawa barang sedangkan saksi Riza Adiansya menunggu duduk di sepeda motor.

Saat itu terdakwa Ridwan Maolana dan saksi Dean Kurnia  membawa 1 (satu) buah karung yang isinya 5 (lima) unit  projector lalu  menghampiri dan naik sepeda motor. Kemudian saksi Riza Adiansya membonceng mereka berdua (terdakwa Ridwan Maolana dan saksi Dean Kurnia) menuju ke rumah saksi Riza Adiansya. Sesampainya di rumah langsung masuk ke dalam rumah sambil menunggu waktu pagi.

Kemudian terdakwa Ridwan Maolana janjian dengan yang akan  membeli 5 (lima) Unit projektor secara COD di warung tambal ban daerah Karang Resik Tasikmalaya, sekira jam 08.00 wib berangkat ke warung tambal ban Karang Resik Tasikmalaya untuk transaksi COD.

Tidak lama kemudian datang orang yang akan membeli projektor tersebut mengaku dari Bandung dan langsung transaksi dengan terdakwa Ridwan Maolana.

Terdakwa Ridwan Maolana  berhasil menjual 5 (lima) buah projektor tersebut dengan harga Rp. 2.400.000,- (dua juta empat ratus ribu rupiah) dan hasilnya dibagikan masing-masing untuk terdakwa  Ridwan Maolana mendapat bagian Rp. 1.000.000,- (satu juta rupah), saksi Dean Kurnia mendapat bagian Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) dan saksi Riza Adiansya mendapat bagian sebesar Rp. 400.000,- (empat ratus ribu rupiah).

 

Akibat kejadian tersebut pihak SDN I Parakanyasag mengalami kerugian kurang lebih sebesar Rp. 26 000.000,- ( Dua puluh enam juta rupiah) dan melaporkan kejadian tersebut kepada pihak yang berwajib.

 

  --------Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 363 ayat (1) ke 4  

 dan  5  KUHP.

 

      Atau

      Kedua

--------Bahwa terdakwa Ridwan Maolana bin Nana Suryana pada hari dan tanggal yang tidak dapat diingat lagi oleh terdakwa pada bulan Januari 2024 sekira jam 01.00 wib atau setidak-tidaknya pada bulan Januari 2024 atau setidak-tidaknya pada tahun 2024 bertempat di SDN 1 Parakannyasag Jl. Leuwidahu Kaler No.07 Kelurahan Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk daerah Hukum Pengadilan Negeri Tasikmalaya yang berwenang mengadilinya, mengambil sesuatu barang,  yang sama sekali atau sebagian termasuk kepunyaan orang lain, dengan maksud akan memiliki barang itu dengan melawan hak yang dilakukan oleh tersalah dengan masuk ke tempat kejahatan itu atau dapat mencapai barang untuk diambilnya, dengan jalan membongkar, memecah atau memanjat atau dengan jalan memakai kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu.

Perbuatan terdakwa tersebut dilakukan dengan cara  sebagai berikut :

Awalnya terdakwa  Ridwan Maolana alias Aden bin Nana Suryana dan saksi Dean Kurnia bin Uu Rusli (alm) datang ke rumah saksi Riza Adiansya als Gejot bin Cucu (alm) dengan mengendarai sepeda motor Honda Sonic warna merah hitam milik terdakwa  Ridwan Maolana alias Aden bin Nana Suryana. Setelah berada di rumah saksi Riza Adiansya als Gejot bin Cucu (alm) minum kopi sambil ngobrol-ngobrol dan sekira jam 00.30 wib terdakwa  Ridwan Maolana alias Aden bin Nana Suryana berbicara “hayu urang ka SD Parakannyasag, sugan we aya projektor” (ayo kita ke SD Parakannyasag, siapa tahu ada projektor). Kemudian oleh saksi Riza Adiansya menjawab, “sok we keur maen ML” (sok aja lagi main ML). kemudian saksi Dean Kurnia berbicara “sok we bebas” (sok aja bebas). Kemudian terdakwa Ridwan Maolana alias Aden bin Nana Suryana dan saksi Dean Kurnia  berangkat ke SD Parakannyasag dengan mengendarai sepeda motor Honda Sonic warna merah hitam milik terdakwa Ridwan Maolana. Beberapa menit kemudian saksi Dean Kurnia datang kembali ke rumah saksi Riza Adiansya  sendirian. Lalu  saksi Riza Adiansya bertanya “enggeus ? Dimana ?” (sudah ? Dimana ?) saksi Dean Kurnia menjawab “enggeus di SD parakannyasag, tinggal ngadaoan si Ridwan ngabaran engke tinggal urang jemput” (sudah di SD parakannyasag, tinggal nunggu si Ridwan memberitahu/ngontek nanti kita jemput).

Setelah berada di SDN I Parakannyasag, terdakwa Ridwan Maolana langsung masuk ke halaman SDN 1 Parakannyasag dengan cara memanjat melalui benteng, sedangkan saksi Dean Kurnia pergi kembali ke rumah saksi Riza Adiansya, setelah terdakwa  Ridwan Maolana berhasil masuk dan melihat-lihat ke ruangan kelas kemudian melihat di ruangan kelas 3 ada 1 (satu) buah projector Merk Twin Mirror yang menggantung sehingga  masuk ke ruangan kelas tersebut melalui pintu kelas tersebut karena tidak dikunci, setelah masuk ke ruangan kelas 3 terdakwa  Ridwan Maolana membawa 1 (satu) buah meja dan menumpukannya di atas meja yang lain sehingga terdakwa  Ridwan Maolana naik ke atas meja tersebut kemudian membuka 4 (empat) buah skrup yang terpasang dari tempat penyimpanan projector tersebut dengan menggunakan satu buah obeng, setelah berhasil membuka 4 (empat) buah skrup tersebut lalu membawa satu buah projector tersebut dan turun dari atas meja lalu keluar dari ruangan kelas 3 dan menyimpan projector tersebut di dekat pot bunga di depan ruangan kelas 3, kemudian terdakwa  Ridwan Maolana melihat-lihat kembali ke ruangan kelas yang lain sehingga melihat ada 1 (satu) buah projector Merk Twin Mirror yang menggantung di ruangan kelas yang terletak di dekat ruangan guru, kemudian terdakwa Ridwan Maolana masuk ke ruangan kelas tersebut dengan cara membuka gagang pintu ruangan kelas tersebut dengan membuka skrup dengan menggunakan obeng, setelah berhasil membuka pintu ruangan kelas tersebut sehingga terdakwa  Ridwan Maolana masuk ke ruangan kelas tersebut melalui pintu yang sebelumnya gagang pintunya sudah dibongkar, setelah masuk ke ruangan kelas lalu terdakwa  Ridwan Maolana membawa 1 (satu) buah meja dan menumpukannya di atas meja yang lain sehingga terdakwa  Ridwan Maolana naik ke atas meja tersebut kemudian membuka 4 (empat) buah skrup yang terpasang dari tempat penyimpanan projector tersebut dengan menggunakan 1(satu) buah obeng, lalu setelah berhasil membuka 4 (empat)  buah skrup tersebut kemudian  membawa 1(satu)  buah projector  Merk Twin Mirror tersebut dan turun dari atas meja lalu keluar dari ruangan kelas tersebut dan kembali lagi ke depan ruangan kelas 3 untuk menyimpan projector yang diambil dari ruangan kelas yang terletak di dekat ruangan guru,  dan menyimpan gagang pintu yang telah dibongkar di dekat projector tersebut, kemudian terdakwa  Ridwan Maolana kembali lagi ke ruangan kelas yang terletak di dekat ruangan guru karena ketika terdakwa  Ridwan Maolana  mengambil projector yang berada di ruangan kelas tersebut terdakwa  Ridwan Maolana melihat ada jendela yang terhubung ke ruangan guru, kemudian masuk ke ruangan guru dengan cara masuk kembali ke dalam kelas tersebut lalu masuk ke ruangan guru dengan cara memanjat dan masuk ke jendela yang terhubung ke ruangan guru, setelah terdakwa  Ridwan Maolana masuk ke ruangan guru kemudian membuka dan melihat ke dalam lemari lalu terdakwa  Ridwan Maolana menemukan 1(satu) buah tas berwarna hitam lalu membukanya dan menemukan ada 3 (tiga) buah projector Merk Epson di dalam tas tersebut sehingga terdakwa  Ridwan Maolana membawa 3 (tiga) buah projector tersebut beserta dengan tasnya, kemudian setelah berhasil membawa projector tersebut terdakwa  Ridwan Maolana  keluar dari ruangan guru dengan jalan yang sama sewaktu masuk ke ruangan guru, lalu pergi kembali ke depan ruangan kelas 3 dan membawa 2 buah projector yang sebelumnya sudah diambil dari ruangan kelas, lalu terdakwa  Ridwan Maolana membawa 5 (lima) buah projector tersebut ke belakang ke benteng yang digunakan untuk masuk ke dalam halaman sekolah, lalu terdakwa  Ridwan Maolana menemukan 1(satu) buah karung di dekat benteng tersebut sehingga memasukan ke 5 (lima) buah projector ke dalam karung tersebut, kemudian terdakwa  Ridwan Maolana  menghubungi saksi  Dean Kurnia untuk menjemputnya.

Setelah itu saksi Dean Kurnia dan saksi Riza Adiansya langsung menjemput terdakwa  Ridwan Maolana ke SDN I Parakannyasag. Setelah tiba di SDN I Parakannyasag  saksi Dean Kurnia dan saksi Riza Adiansya menunggu di depan gang pinggir SDN I Parakannyasag kemudian saksi Dean Kurnia menghampiri terdakwa Ridwan Maolana untuk membantunya membawa barang sedangkan saksi Riza Adiansya menunggu duduk di sepeda motor.

Saat itu terdakwa Ridwan Maolana dan saksi Dean Kurnia  membawa 1 (satu) buah karung yang isinya 5 (lima) unit  projector lalu  menghampiri dan naik sepeda motor. Kemudian saksi Riza Adiansya membonceng mereka berdua (terdakwa Ridwan Maolana dan saksi Dean Kurnia) menuju ke rumah saksi Riza Adiansya. Sesampainya di rumah langsung masuk ke dalam rumah sambil menunggu waktu pagi.

Kemudian terdakwa Ridwan Maolana janjian dengan yang akan  membeli 5 (lima) Unit projektor secara COD di warung tambal ban daerah Karang Resik Tasikmalaya, sekira jam 08.00 wib berangkat ke warung tambal ban Karang Resik Tasikmalaya untuk transaksi COD.

Tidak lama kemudian datang orang yang akan membeli projektor tersebut mengaku dari Bandung dan langsung transaksi dengan terdakwa Ridwan Maolana.

Terdakwa Ridwan Maolana  berhasil menjual 5 (lima) buah projektor tersebut dengan harga Rp. 2.400.000,- (dua juta empat ratus ribu rupiah) dan hasilnya dibagikan masing-masing untuk terdakwa  Ridwan Maolana mendapat bagian Rp. 1.000.000,- (satu juta rupah), saksi Dean Kurnia mendapat bagian Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) dan saksi Riza Adiansya mendapat bagian sebesar Rp. 400.000,- (empat ratus ribu rupiah).

 

Akibat kejadian tersebut pihak SDN I Parakanyasag mengalami kerugian kurang lebih sebesar Rp. 26 000.000,- ( Dua puluh enam juta rupiah) dan melaporkan kejadian tersebut kepada pihak yang berwajib.

 

--------Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 363 ayat (1) ke- 5  KUHP

Pihak Dipublikasikan Ya